Saat Manisnya Gula Semut dari Semedo Banyumas Tembus ke Jerman

gula-semut-semedo-banyumas
Gula semut "Semedo Manise" (Gambar: semarang.viva.co.id)

Dunia semakin berubah dengan cepat. Dahulu, banyak yang menganggap desa hanya sebagai tempat untuk menanam padi dan sayuran. Namun, kini pandangan itu berganti, apalagi sejak masuknya teknologi dan kesadaran masyarakat desa untuk berubah demi memperbaiki taraf hidupnya.

Ternyata, desa telah memancarkan aura yang berbeda. Desa memiliki kekayaan alam luar biasa, yang jika diolah dengan benar, dapat memberikan penghidupan yang lebih layak dan mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat desa itu sendiri.

Begitu pula dengan Desa Semedo, sebuah desa yang berada di Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dengan suasananya sunyi, disambung dengan suara tongeret, dan semilir angin yang menyelinap di rimbunnya pepohonan, menjadi latar bagi kehidupan masyarakat yang berprofesi sebagai petani nira, mengambil air manis dari pohon kelapa.

Salah satu yang memberikan makna berbeda adalah kisah Desa Semedo yang beruntung bisa berhubungan dengan Astra, yang memiliki program menggerakkan desa untuk kesejahteraan masyarakat. Melalui inovasi dan kerja keras, desa ini berhasil mengubah nasibnya.

Peran dan Dukungan Astra dalam DSA (Desa Sejahtera Astra) Semedo

Kisah sukses Desa Semedo dalam pemberdayaan gula semut berawal dari sentuhan program Kampung Berseri Astra melalui Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) sejak tahun 2018. Program ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para petani melalui Koperasi Usaha Bersama (KUBE) Manggar Jaya dengan merek dagang Semedo Manise. 

Peran dan Dukungan Astra dalam DSA (Desa Sejahtera Astra) Semedo
Koperasi Semedo Manise yang didukung Astra (Gambar: Dokumentasi YouTube Harian Kompas)

Inovasi dari gula kelapa cetak menjadi gula semut berkualitas ekspor berhasil menembus pasar internasional, terutama Amerika dan Eropa, meningkatkan kesejahteraan warga, dan menciptakan lapangan kerja baru.

Transformasi Ekonomi Desa Semedo

Dukungan Astra pada tahun 2018 telah  menjadikan Semedo sebagai desa percontohan bertajuk Desa Sejahtera Astra (DSA), yang berfokus pada pemberdayaan gula semut. 

Sebelum adanya program dan pendampingan ini, masyarakat Desa Semedo, yang setidaknya 30 persen penduduknya adalah perajin gula kelapa, menjalani hari-hari dengan pendapatan yang rendah. Mereka bekerja sebagai penderes nira kelapa, sebuah profesi yang membahayakan nyawa karena harus memanjat pohon kelapa tanpa bantuan alat, namun menjadi tali penyambung hidup.

Pada masa sebelum tahun 2000-an, Desa Semedo bahkan pernah tercatat sebagai desa tertinggal karena rendahnya pendapatan para petani. Harga gula kelapa cetak di tingkat petani dahulu hanya berkisar Rp2.000 - Rp3.000 per kilogram, membuat penghasilan bulanan petani tidak mencapai Rp1 juta. Petani seringkali berada dalam posisi tawar yang rendah terhadap tengkulak.

Sejak ada bantuan Astra dan pemberdayaan melalui koperasi di bawah binaan Akhmad Sobirin, dampak positifnya terasa signifikan. Menurut data yang tersedia, terjadi peningkatan ekonomi desa mencapai 200%. Harga gula semut di tingkat petani saat ini sudah mencapai Rp 22.500 per kilogram, dan penghasilan petani kini mencapai Rp3 juta hingga Rp4 juta per bulan. Peningkatan kesejahteraan ini mencakup lebih dari 1.000 petani di Semedo dan desa-desa sekitarnya yang telah bergabung.

Peran Desa Sejahtera Astra

Peran program Desa Sejahtera Astra pada Desa Semedo terhadap petani dan kelompok tani sangatlah penting. 

Peran Desa Sejahtera Astra
Pendampingan dan pelatihan dari Astra (Gambar: Dokumentasi YouTube “SATU Indonesia Awards 2016”)

Astra melalui YDBA (Yayasan Dharma Bakti Astra) memberikan pendampingan dan pelatihan di berbagai bidang, termasuk:

  1. Manajemen Keuangan: Membantu petani mengelola hasil usaha dengan lebih baik.
  2. Pemasaran: Membuka akses pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional.
  3. Produksi: Mendorong inovasi dari gula cetak menjadi gula semut berkualitas ekspor.
  4. Mentalitas: Memberikan pelatihan untuk menumbuhkan semangat bersaing dan kemandirian.
  5. Pengembangan Usaha: Mendorong diversifikasi usaha, seperti pengelolaan gula rempah dan peternakan.

Dukungan ini memfasilitasi petani untuk bertransformasi dari sekadar produsen nira menjadi pengolah yang memiliki nilai tambah tinggi.

Akhmad Sobirin, Tokoh Penggerak Gula Semut Semedo

Perubahan di Desa Semedo tak lepas dari peran Akhmad Sobirin, pemuda asli desa yang pulang kampung setelah lulus dari Universitas Gadjah Mada. 

Akhmad Sobirin  (Gambar: KOMPAS.com )

Sobirin merasa prihatin dengan kondisi desa kelahirannya yang pada awal tahun 2000-an masih dianggap daerah tertinggal. Ia pun tergerak untuk mengangkat nasib para petani penderes.

Awal Mula Inovasi

Kisah bermula dari Sobirin yang melihat informasi dan potensi pasar global. Pada tahun 2010, Eropa dan Amerika sedang beralih dari gula putih ke gula kelapa karena dinilai lebih sehat dan organik. Ia pun menyampaikan ide untuk mengolah nira kelapa menjadi gula semut (palm sugar), bukan lagi gula kelapa cetak yang mudah basi dan harganya rendah.

Gula Semut (Gambar: Dokumentasi YouTube “SATU Indonesia Awards 2016”)

Sobirin memelopori dan mengajak masyarakat beralih memproduksi gula semut. Awalnya tidak mudah, namun ia terus berjuang meyakinkan para petani untuk mengubah proses produksi secara total.

Apa Itu Gula Semut?

Gula semut adalah bentuk kristal atau bubuk dari gula kelapa atau gula aren, yang dinamakan gula semut karena bentuknya yang menyerupai sarang semut yang bersarang di tanah. 

Nira yang sudah disadap (Gambar: Dokumentasi YouTube “SATU Indonesia Awards 2016”)

Proses pembuatan gula semut, sebagai berikut:

  1. Nira disadap oleh petani dari pohon kelapa.
  2. Nira kemudian dimasak hingga mencapai titik didih tinggi.
  3. Saat warnanya sudah berubah kecoklatan, adonan diangkat dan didinginkan.
  4. Adonan diaduk atau digerus secara terus menerus sehingga menjadi kristal.
  5. Kristal gula ini digerus dengan batok kelapa, baru setelah itu diayak hingga menjadi bubuk halus.

Proses pembuatan gula semut.(Gambar: rejogja.republika.co.id)

Pengolahan menjadi gula semut membuat produk ini lebih tahan lama dan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi.

Koperasi Semedo Manise dan Jangkauan Ekspor

Melalui Koperasi Semedo Manise Sejahtera, yang sebelumnya adalah KUBE Manggar Jaya, Sobirin memberdayakan ribuan petani dan membina 18 kelompok tani. Koperasi ini berhasil mengubah rimbunnya pohon kelapa di Desa Semedo menjadi sumber kesejahteraan.

Gula semut siap dipacking (Gambar: Dokumentasi YouTube “SATU Indonesia Awards 2016”)

Berdasarkan informasi dari media, Sobirin (mewakili UMKM Banyumas Binaan Astra) menceritakan bahwa Desa Semedo yang kini bertajuk Desa Sejahtera Astra, berhasil menjadi komoditas ekspor gula semut. Produk gula semut dari Semedo Manise saat ini telah menembus pasar internasional, khususnya ke Jerman, dengan sertifikasi organik dan fair trade. Sertifikasi ini menunjukkan kualitas produk yang terjamin dan proses produksi yang beretika, memberikan posisi tawar yang kuat di pasar global.

Gula semut packing lama (Gambar: Dokumentasi YouTube “SATU Indonesia Awards 2016”)

Selain gula semut murni, usaha yang dikembangkan Sobirin dan koperasi juga meliputi pengelolaan gula rempah (dengan ekstrak jahe, kapulaga, sereh), pelestarian ternak, dan yang tak kalah penting, memberikan keamanan kerja bagi petani penderes. 

Koperasi Semedo Manise dan Jangkauan Ekspor
Beberapa produk gula semut Semedo Manise dengan packing kekinian (Gambar: Semedo Manise)

Petani penderes yang berisiko tinggi kini diupayakan memiliki jaminan kecelakaan kerja, hari tua, dan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan.

Manisnya Keberhasilan Hingga Miliaran Rupiah

Kontribusi Akhmad Sobirin sudah menjadi motor penggerak ekonomi desa dan berhasil menghasilkan omzet hingga miliaran rupiah per tahunnya. Volume ekspor gula semut Semedo pun melonjak drastis. Dari yang semula hanya mampu mengekspor sekitar 500 kilogram per bulan, kini volume ekspornya sudah menembus 100 ton per bulan ke berbagai negara.

Prestasi ini membuat Desa Semedo mendapat penghargaan Satu Indonesia Award 2016 di bidang kewirausahaan dari Astra. Giat Sobirin semakin membara untuk meningkatkan kualitas produksi gula semut dan menyejahterakan petani.

Manisnya Keberhasilan Hingga Miliaran Rupiah
Produk Gula Semut Semedo Manise dengan 12 varian (Gambar: Semedo Manise)

Sejak Desa Semedo berada di bawah binaan Astra pada tahun 2018 sebagai Desa Sejahtera Astra, keberhasilan Semedo Manise semakin terlihat. Manisnya gula semut dari Semedo kini tidak hanya dirasakan di Banyumas, Jawa Tengah, tetapi juga telah mencapai lidah masyarakat di Jerman dan berbagai belahan dunia lainnya. Ini adalah bukti bahwa potensi desa, jika dikelola dengan inovasi dan kolaborasi yang tepat, mampu bersaing di kancah global dan membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya.


#APA2025-PLM


Referensi:

Channel YouTube “SATU Indonesia Awards 2016” – Akhmad Sobirin, Pemberdaya Gula Semut dari Banyumas.

Channel YouTube Harian Kompas – Geliat Produksi Gula Kelapa Semut di Semedo Banyumas.

Informasi Publikasi Astra International Tbk (Program SATU Indonesia Awards dan Desa Sejahtera Astra/YDBA).

Berita dari media daring (Kompas.com, Tribunnews.com, Viva.co.id, republika.co.id) terkait Akhmad Sobirin dan Semedo Manise, serta informasi UMKM binaan Astra (diambil dari penelusuran terakhir September-Oktober 2024).

Pernyataan Akhmad Sobirin sebagai Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards 2016.

Share

0 Response to "Saat Manisnya Gula Semut dari Semedo Banyumas Tembus ke Jerman"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel